BAB VI
SUMBERDAYA KONSUMEN DAN PENGETAHUAN
1. SUMBERDAYA EKONOMI
Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada
dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang
dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam
(natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia
yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal
dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya
secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain.
Kasus persolan yang sifatnya nasional (warisan rejim lama) dan juga
persoalan-persoalan baru yang muncul dari pelaksanaan Otonomi Daerah yang
“sembrono”, fenomena globalisasi ekonomi juga akan sangat berpengaruh besar
terhadap prospek nilai-nilai budaya lokal dan kearifan tradisional sebagai
landasan penguatan kelembagaan lokal dalam pengelolaan sumberdaya dan
keanekaragaman hayati.
Globalisasi ini menjadi perlu dicermati sebagai tahapan lanjut dari periode
pembangunanisme yang dianut oleh Rejim Otoriter-Militeristik Orde Baru yang
nyata-nyata telah menghancur-leburkan ekosistem-ekosistem penting Indonesia
serta memporak-porandakan pranata-pranata ada/lokal yang selama ratusan tahun
menjadi penjaga dan pengelola sebagian besar dari ekosistem-ekosistem tersebut.
Perjalanan pembangunan di Indonesia mencatat banyak sekali penggusuran dan
penindasan yang menyedihkan bagi berbagai kelompok masyarakat, khususnya
masyarakat adat, yang diwarnai oleh tindakan-tindakan kekerasan negara dan
sekaligus memfasilitasi kekerasan horizontal antar kelompok masyarakat.
Kalau ditelusuri lebih jauh, maka pembangunan yang umumnya dianut oleh
negara-negara berkembang adalah industrialisasi. Sebagai negara yang kaya
sumber daya alam, Indonesia pun mengembangkan industri yang berbasis sumber
daya alam. Celakanya, sebagian besar sumber daya lalam ini, secara tradisional
sudah ada penguasa dan pemiliknya, yaitu masyarakat adat, yang juga memiliki
kepentingan yang lebih luas atas sumber daya tersebut. Nilai-nilai, ide dan
konsep pembangunan itu memang diimpor atau diadopsi dari “barat”. Pembangunan
adalah kata lain dari modernisasi. Dari sini muncullah anggapan dan keyakinan
baru di masyarakat bahwa jiwa Indonesia ini kita inginkan menjadi negara
modren,maka segala sesuatu yang tradisional(lisan) harus dibuang karena
dianggap terbelakang dan menghambat pembangunan. Paradigma modernisasi
demikian, langsung dan tidak langsung, telah menyudutkan dan melemahkan posisi
masyarakat adat itu sendiri dengan menempatkan tradisi dan nilai-nilai asli
bangsa ini menjadi sesuatu yang jelek (inferior) terhadap nilai-nilai “barat”
yang modern sebagai sesuatu yang baik (superior).
Dengan cara yang berkembang demikian, bahkan banyak di antara masyarakat
adat sendiri sering melupakan bahwa mereka memiliki kekuatan (pengetahuan,
teknologi, pranata adat) untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh program
“pembangunan” yang memuliakan hidup mereka, atau sebaliknya melakukan
perlawanan atas program “pembangunan” yang tidak diinginkan. Sebagai konsep
yang diadopsi dari “barat”, nilai yang terkandung dalam pembangunan kita, yang
juga dianut oleh globalisasi ekonomi, berakar pada individualisme yang, dalam
banyak hal, bertolak-belakang dari prinsip dasar komunitas-komunitas masyarakat
adat di Indonesia umumnya yang komunalistik dan kolektif baik dalam hal
penguasaan sumberdaya maupun dalam upaya pengelolaannya untuk keadilan dan
kesejahteraan bersama.
2. SUMBERDAYA SEMENTARA
A. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya.
Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur,
perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib)
B. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu
leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.
3. SUMBERDAYA KOGNITIF
adalah kepemimpinan teori psikologi industri dan organisasi yang
dikembangkan oleh Fred Fiedler dan Joe Garcia pada tahun 1987 sebagai
konseptualisasi dari model kontingensi Fiedler . Teori ini berfokus pada
pengaruh pemimpin intelijen dan pengalaman tentang nya atau reaksinya terhadap
stres .
Inti dari teori ini adalah bahwa stres adalah musuh rasionalitas, merusak
kemampuan pemimpin untuk berpikir logis dan analitis. Namun, pengalaman
pemimpin dan kecerdasan dapat mengurangi pengaruh stres pada (atau dia) nya
tindakan: kecerdasan adalah faktor utama dalam situasi stres rendah, sementara
jumlah pengalaman selama lebih selama-saat stres.
Contoh Kasus :
Psikologi kognitif menyatakan bahwa perilaku manusia tidak ditentukan oleh
stimulus yang berada dari luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada pada
dirinya sendiri. Faktor-faktor internal itu berupa kemampuan atau potensi yang
berfungsi untuk mengenal dunia luar, dan dengan pengalaman itu manusia mampu
memberikan respon terhadap stimulus. Berdasarkan pandangan itu, teori psikologi
kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi,
terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang
dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada
proses internal dalam berfikir, yakni proses pengelolaan informasi.
Kegiatan pengelolaan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu akan
menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya jumlah informasi atau
stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja seseorang yang diperoleh
dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan cara pemberian stimulus,
melainkan lebih ditentukan oleh sejauh mana sesaeorang mampu mengelola
informasi sehingga dapat disimpan dan digunakan untuk merespon stimulus yang
berada di sekelilingnya. Oleh karena itu teori belajar kognitif menekankan pada
cara-cara seseorang menggunakan pikirannya untuk belajar, mengingat dan
menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya
secara efektif.
4. KANDUNGAN PENGETAHUAN
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai
berbagai macam produk serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang
berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan Konsumen terbagi menjadi 3, yaitu:
A. Pengetahuan Produk
Merupakan kumbulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan
ini meliputi katagori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur
produk, harga produkdan kepercayaan mengenai produk.
Jenis Pengetahuan Produk:
Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
Pengetahuan tentang manfaat produk
Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen
B. Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk
di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk
berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
Perilaku Membeli:
· Store Contact:
Meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
· Product Contact:
Konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan
membawanya ke kasir.
· Transaction :
Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet
atau alat pembayaran lainnya.
C. Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut
telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat
yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan
atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk
memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu
produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.
5. ORGANISAI PENGETAHUAN
Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian.
Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan
membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai
berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi
yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
A. Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
B. Pengetahuan tentang manfaat produk
C. Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
D. Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
E. Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang
dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.
6. MENGUKUR PENGETAHUAN
Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan.
Pemasar khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang
dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian
mereka. Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan
dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan
deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan
deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik
(melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan
semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi
dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana
fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian
fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.
Contoh Kasus:
Seorang konsumen yang sedang menjalankan proses diet dan ingin memutuskan
untuk membeli makanan ringan. Sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian,
konsumen cenderung melihat ingredients atau komposisi yang terdapat dalam
produk makanan ringan tersebut. Setelah memperoleh informasi yang positif
terhadap produk tersebut, konsumen biasanya langsung mengambil keputusan untuk
melakukan pembelian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar